Jumat, 08 Januari 2021

Kupiah Meukutop Meulaboh; Tugu Teuku Umar


Tugu kupiah meukutop, lebih sering disebut Tugu Kupiah Teuku Umar terletak di Suak Ujong Kalak, Kuta Padang Meulaboh. Tugu ini sudah berapa kali dibuat karena tergerus oleh ombak pantai Samudera Hindia. Terakhir roboh karena tergerus ombak tsunami Aceh 26 Desember 2004.

Monumen berbentuk kupiah meukutop ini dibangun sebagai tugu peringatan lokasi tertembaknya Teuku Umar saat pertempuran dengan Belanda yang dipimpin oleh Van Der Dussen. Teuku umar tertembak pada tanggal 11 Februari 1899 di Gampong Ujong Kalak Meulaboh, Aceh Barat tepat dilokasi tugu tersebut didirikan (lokasi tersebut sekarang sudah lk. 200 meter di lautan).

Sebagai seorang Pahlawan Nasional yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda, Teuku Umar lahir di Meulaboh, tahun 1854. Ia gugur 11 Februari 1899, dalam satu pertempuran dengan pasukan Belanda di Meulaboh. Ada sebuah ujaran beliau yang sampai sekarang masih menjadi ikon yang ditulis di tugu beliau. “Pagi Besok Kita minum kopi di Meulaboh”. Namun ini menjadi hari terakhir beliau hidup. Beliau tertembak di lokasi dibangun tugu peringatan tersebut. Di lokasi tertembaknya Teuku Umar, di Pantai Batu Putih, Suak Ujong Kalak, dibangun tugu sebagai monumen sejarah bagi Aceh Barat. Tugu itu lebih dikenal dengan sebutan, Kupiah Meukeutop.

 

Saat tsunami melanda Aceh, 26 Desember 2004, monumen itu juga ikut terbawa air bah. Pada masa rekonstruksi Aceh pascabencana, tugu dibangun kembali dengan posisi agak ke darat. Lokasi tugu sebelumnya telah menjadi laut.

 

Saat ini tugu tersebut menjadi salah satu icon wisata di Meulaboh Aceh Barat. Setiap ramai dengan warga yang berkunjung ke sini. Apalagi pada akhir pekan, keramaian akan sangat bertambah. Namun belum ada dukungan dari warga dan pemerintah untuk menjaga situs ini. Banyak plakat dan lampu yang rusak dan tanpa perbaikan.

Dukungan pelayanan terhadap wisatawan untuk cafe yang representatif yang dekat dengan lokasi juga belum maksimal, karena lokasi tersebut adalah milik warga. Mungkin perlu pembebasan lahan untuk memperluas halaman tugu. Sehingga semakin bagus ke depan.

 

Admin Meuriya. 


Tambahan: dua foto lama Tugu Teuku Umar pada Zaman Belanda dan sebelum Tsunami.





 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar